Kontemplasi Tiga faktor penentu keberhasilan dan kebahagiaan hidup: (1) kompeten,
(2) dikenal (tidak harus terkenal), dan (3) dipercaya.
Tiga faktor tersebut tidak bisa
dipisahkan satu sama lain. Kompetensi tidak akan berarti jika tidak
dikenal atau tidak dipercaya. Sebaliknya, dikenal luas dan dipercaya,
juga tidak banyak berarti jika
tidak memiliki kompetensi.Hidup ini tidak akan pernah bisa lepas dari peran dan kontribusi orang lain, juga peran dan kontribusi seseorang terhadap orang lain, karena pemberian dan berkah Tuhan akan selalu disampaikan melalui manusia. Tidak akan pernah manusia mendapatkan apapun yang diinginkan langsung dari Tuhan dengan tanpa melibatkan manusia. Itulah sebabnya, kesempurnaan ibadah seseorang juga ditentukan dari seberapa banyak yang bersangkutan bisa memberi kontribusi terhadap lingkungannya. Tanpa disadari sebagian besar manusia mengakui bahwa dalam hidup ini berlaku rumus AU (AMAL USAHA) = HT (HASIL TUNAI) + TI (TABUNGAN INVESTASI). Jadi seluruh upaya yang kita lakukan akan menghasilnya dua hal, yaitu hasil tunai yang langsung dirasakan (HT) serta tabungan investasi (TI) yang akan diberikan oleh Tuhan pada waktu dan saat yang tepat menurut kacamata Tuhan. Rata-rata manusia dalam aktifitas profesionalnya hanya mengharapkan Hasil Tunai, tidak pernah memikirkan Tabungan Investasi. Sementara jika diperhatikan, orang-orang istimewa sebagian besar lebih berorientasi ke Tabungan Investasi dalam melakukan aktivitas istimewanya, mereka lebih mementingkan keuntungan jangka panjang dalam bisnisnya. Itulah sebabnya Philip Kotler mengajarkan kepada para pebisnis untuk mengejar keuntungan melalui kepuasan konsumen (klik ini), bukan melalui volume penjualan. Volume penjualan hanyalah akibat dari kepuasan konsumen.
_______________________________
Pengumuman Kepada peserta CAT yang telah lulus seluruh papers, harap segera mengisi TTR. TTR akan dikirim ke Glasgow pada tanggal 15 November 2011. Silahkan download formulir TTR berikut ini:
_______________________________ Certified Accounting Technician (CAT) & ACCA Corner These questions and answers have been transformed from pdf into doc format for learning purposes. What you need to do are simplifying the paragraph or sentences into the simple one using your own word and sentences. Hope all of you will make it in the exam, and I am sure you will as far as you are willing to work hard and maximizing your effort....good luck Past Exam P8-CAT 2004 June Dis 10. 2008 December 2. 2004 December 11. 2009 June 3. 2005 June 12. 2009 December 4. 2005 December 13. 2010 June 5. 2006 June 14. 2010 December 6. 2006 December 15. 2011 June Question 7. 2007 June 2011 June Answer 8. 2007 December 16 2011 Dec. Question 2011 Dec. Answer Catatan: __________________________________________________________Mulai Desember 2011 CAT masuk kelompok Faoundation in Accountancy T-8 Implementing Audit Procedures berubah nama menjadi FAU Foundations in Audit. _______________________________
Tentang Kualitas SDM Manusia dan karakternya adalah fondasi utama bagi negara, masyarakat, dan organisasi. Kekayaan alam itu penting, tetapi bukan segala-galanya. Kita harus banyak belajar dari potret realitas seperti ini (klik di sini).
_______________________________ Selamat datang di IAI Update Pajak Mau belajar akuntansi lagi? Coba kunjungi ini: www.accountingcoach.com Istilah-istilah dalam laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (revisi 2009) - konvergensi ke IFRS:
Manusia Adalah Teknologi Tinggi Tanpa Tandingan Manusia adalah teknologi paling canggih yang tidak ada bandingnya hingga hari kiamat nanti, maka sangat pantas jika manusia dikatakan sebagai wakil Tuhan di muka bumi, meskipun dengan kecanggihannya tersebut manusia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk membuat kerusakan masal dan masif di muka bumi. Itulah sebabnya Tuhan megatakan bahwa manusia itu diciptakan dengan sempurna tetapi kesempurnaan manusia bisa membuatnya jatuh ke derajad yang lebih rendah dari makhluk lain. Yang perlu direnungkan adalah bagaimana manusia itu seharusnya bertindak untuk mengoptimalkan kesempurnaanya, dan bagaimana harus berhati-hati agar tidak jatuh ke derajad yang rendah. Tidak ada satu orangpun yang perlu merasa inferior dan merasa tidak mampu berprestasi dalam hidup ini, karena manusia telah diciptakan dengan sangat sempurnya untuk mampu menggapai apapun yang diinginkan. Mereka yang mampu mengukir prestasi istimewa dalam hidupnya, semuanya melakukan proses yang juga istimewa dan luar biasa. Tidak ada satu orangpun dari mereka yang menjalani proses dengan ala kadarnya dan sekenanya, kemudian tiba-tiba menghasilkan maha karya yang luar biasa. Coba renungkan mereka difabel, sangat banyak diantara mereka yang ikhlas menerima keadaan, kemudian dengan sisa kemampuan yang ada mereka berusaha total untuk mewujudkan mimpinya, dan luar biasa, ternyata banyak dari mereka yang mampu mengukirkan prestasi lebih istimewa dari manusia yang secara fisik tidak mengalami handicap apapun. Dunia manusia adalah seluas mimpinya, jika mimpinya terbatas maka dunianya akan terbatas dan jika mimpinya luas maka dunianya akan menjadi luas, dan manusia sangat adaptif dengan lingkungan dan mimpinya, manusia memiliki potensi sangat besar untuk menjadi seperti yang diimpikannya. Maka menjadi sangat tepat ajaran yang mendorong manusia untuk berani bermimpi. Saya berharap tidak ada satu orangpun yang tersenyum tidak yakin dengan kata "berani bermimpi". Mari kita belajar dari manusia-manusia "besar" di muka bumi ini, mereka semua adalah manusia yang berani bermimpi. Dengarkan sepatah kata dari pejuang anti perbedaan ras Amerika, Martin Luther King, yang mengatakan "I have a dream that someday ......." Ya someday orang kulit hitam akan mendapatkan kesamaan perlakuan dan pengakuan dengan orang kulit putih. Martin Luther King memang tidak sepenuhnya menikmati perjuangannya, tetapi saat ini Presiden Amerika adalah Barack Obama, yang adalah dari ras kulit hitam. Doa dan perjuangan memang jarang yang bisa dinikmati dengan instan, mungkin yang menikmati bukan dirinya, tetapi anak cucunya. Nabi Ibrahim saja, yang jelas-jelas Nabi dan sangat dekat dengan Tuhan, hidupnya penuh dengan perjuangan, doanya baru terkabul kurang lebih 1.500 tahun kemudian. Ia memohon agar makkah menjadi kota yang makmur penuh dengan buah-buahan. Itu adalah doa yang aneh, di padang pasir dan bumi tandus penuh cadas dan bebatuan kok bermimpi banyak buah. Guyonan bahasa jawanya adalah "ngimpiiiii kowe.....", tetapi sekarang mimpi itu telah menjadi kenyataan. Nabi Zakaria demikian pula, doanya terkabul setelah 50 tahun berdoa tanpa bosan, akhirnya dapat keturunan juga. Posted, 27 April 2011 Pentingya Folosifi dalam Bisnis Prestasi, problem, dan apapun dalam hidup ini sangat ditentukan oleh fikiran, termasuk cara berfikir. Pernahkah terbayangkan bahwa prestasi besar bangsa Jepang dalam bidang rekayasa produk dan produksi detentukan oleh persamaan matematis yang secara matematis tidak berbeda tetapi secara filosofis berbeda? Berikut ini dua persamaan yang secara matematis tidak berbeda tetapi secara filosofis berbeda: 1. Costs + Profit = Price --> Biaya + Laba = Harga 2. Price = Costs + Profit ---> Harga = Biaya + Laba Persamaan pertama adalah persamaan matematis untuk cara berfikir pabrikan barat (Amerika CS), cara berfikirnya dimulai dari pabrik, yaitu berawal dari memproduksi barang dengan tanpa mempertimbangkan biaya produksi, dilanjutkan dengan menentukan laba yang diinginkan dan yang terakhir menentukan harga jual. Cara berfikir semacam ini mengakibatkan harga jual produk menjadi tidak kompetitif dan bahkan tidak terjangkau oleh kantong target pasar. Cara berfikir seperti ini hanya berlaku di pasar yang monopolistik. Persamaan kedua adalah persamaan matematis untuk cara berfikir pabrikan Jepang, yaitu dimulai dengan menganalisis daya beli pasar, jadi harga ditentukan terlebih dahulu, disesuaikan dengan kantong calon pembeli, kemudian difikirkan cara produksi dan biaya produksinya, dan yang terakhir adalah menentukan laba yang diinginkan dengan tanpa mendistorsi keputusan harga jual. Cara berfikir atau filosofi seperti ini telah membuktikan kehebatan Jepang dalam bidang manufacturing. Dalam waktu singkat Barat (Amerika CS) dibuat kalang kabut oleh merasuknya gelombang kreatifitas produksi bangsa jepang. Kalau saja Amerika tidak melindungi produk dalam negerinya dengan kekuatan politiknya, diyakini Amerika sudah habis dilumat Jepang dari sisi perang bisnis, setelah Amerika berhasil melumatkan Jepang dengan Bom Atom yang dijatuhkan ke Hirosima dan Nagasaki. Melalui persamaan di atas, Jepang telah mewujudkan filosofi Amerika yang mengatakan Customer is the Real King. Filosifi Price = Costs + Profit ke depan harus menjadi andalan siapapun yang akan terjun dalam bisnis, karena pasar semakin kompetitif, tidak ada lagi yang namanya pasar monopolistik. Memang harus diakui pula bahwa ada produk-produk tertentu yang penentuan harga jualnya justru untuk memenuhi gengsi. Produk semacam ini justru harus dijual dengan harga semahal mungkin untuk kepentingan adu gengsi. Jepang juga tidak mau kalah, dia juga bisa bikin produk dengan harga yang selangit untuk sekedar memenuhi sekelompok orang yang gila gengsi. Maka benar banget kata-kata gengsi itu makan biaya. Posted, 24 April 2011 Applying lean manufacturing in China (McKinsey)
Catatan untuk laporan ini adalah: proses produksi masih belum efisien saja prestiasi China sudah seperti itu, apalagi kalau efisiensinya ditingkatkan dengan penerapan konsep baru ini, apa tidak lebih menggila lagi? Bagaimana dengan negara yang masih cenderung boros, apa tidak akan lebih terkubur lagi? So many companies now produce goods in China that simply relying on its low-cost labor to churn them out inexpensively confers precious little competitive edge. Overcapacity in many industries—from automobiles to household appliances—is already leading to price wars, squeezed margins, and, in some cases, heavy losses. Even Chinese exporters are feeling the pinch as global players move in and enjoy cost advantages similar to those of local producers. As pressure on margins in the domestic market increases, more Chinese companies with a strong home base are successfully entering international markets with products that leverage China's low costs—for example, Lenovo, which last year purchased IBM's PC business; Galanz, the world's largest microwave manufacturer; and the telecom-equipment maker Huawei Technologies. Their success has intensified global competition and squeezed margins further. Companies operating in China must find advantages that go beyond cheap labor, not least because there are already signs of incipient wage inflation that could eventually drive up labor costs, at least in heavily industrialized coastal regions. To generate profits from increasingly big investments, these companies will have to improve the utilization of factories, manufacture a broader and more customized range of products, and enhance product quality. The best way to achieve these goals would be to apply the same lean techniques that leading manufacturers around the world have implemented successfully. And this message is just as relevant for locally owned companies as for many multinationals, which struggle to transfer their production systems from other countries to China's chaotic, fast-changing environment—a struggle that is especially hard if those systems had preexisting quality and efficiency problems. There is much room for improvement. Waste is endemic in Chinese factories—those owned by multinationals and by locals alike. Machines often sit idle, inventory piles up, bottlenecks choke production. Parts deliveries from suppliers arrive late. Defect rates for components run high. So long as the advantages of low-cost labor were substantial and competition was limited, companies tolerated such inefficiency. Now that margins are shrinking, they have little choice but to find ways of raising their productivity and of improving the quality of their goods. Lean techniques aim to identify and eliminate the root causes of waste. But implementing these techniques in China presents challenges that can easily trip up even companies that are well versed in the discipline. Chinese managers, often recently promoted from the shop floor, lack not only crucial skills in problem solving, coaching, and performance management but also the industry-specific expertise needed to diagnose complex technical problems accurately and to develop effective solutions rapidly. Relentless growth in many industries means that since factories constantly scramble to fill orders and expand capacity, they have little time to refine their production processes. Furthermore, high employee turn-over undercuts the continuity that is central to the use of lean techniques.Manusia Berkualitas Adalah Segalanya Dalam organisasi manusia dengan segala karakter yang dimilikinya adalah ibarat fondasi bangunan. Tidak ada gunanya sekokoh apapun konstruksi yang ada diatasnya jika tidak ditopang dengan fondasi yang kuat. Jadi, dalam organisasi SDM adalah fondasi tempat untuk menyangga apapun yang ada di atasnya, sehingga pembangunan kualitas SDM menjadi taruhan bagi setiap organisasi. Perusahaan kecil bisa menjadi besar, adalah
karena faktor manusia di dalamnya, sebaliknya perusahaan besar bisa
gulung tikar, juga karena masalah SDM-nya. Singgapur, Jepang,
Korea dan seterusnya, saya yakin tidak ada sekuku hitamnya Indonesia
dari segi kekayaan alam. Mengapa mereka lebih makmur dibanding
Indonesia, tidak lain dan tidak bukan adalah karena kualitas SDM-nya.
Jadi tidak ada gunanya kekayaan alam yang melimpah jika tidak didukung
dengan SDM yang tangguh. Oleh sebab itu mungkin akan menjadi salah satu
solusi problem bangsa jika bangsa Indonesia bersedia rame-rame membangun
kompetensi diri. Tapi sedihnya mak, generasi muda malah banyak yang
mabok Narkoba dan mabok dengan hal-hal yang tidak memberi nilai tambah.
Meskipun salut beberapa generasi muda ada yang menorehkan prestasi luar
biasa, menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Posted 24 April 2011 Jangan Potong Uratnya tapi Potong Lemaknya Kiat Untung Dalam Bisnis Jepang rasa-rasanya masih sangat layak sebagai referensi pembelajaran. Mengapa pabrikan di Jepang mampu menunjukkan sukses yang luar biasa? Salah satunya adalah kemampuan Jepang dalam merekayasa proses produksi untuk memaksimalkan efisiensi biaya produksi. Produk yang dihasilkan sangat berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Mengapa harga jual sangat terjangkau dengan tetap dapet untung besar? Tidak lain adalah berkah dari efisiensi. Keberhasilan dalam program efisiensi tidak lepas dari cara pandang Jepang terhadap biaya produksi, yang menurut mereka biaya produksi itu pada dasarnya terdiri dari dua komponen, yaitu: Value Added Costs dan Waste, atau biaya yang memberi nilai tambah (value added costs) dan pemborosan biaya (waste). Yang dilakukan oleh Jepang adalah menghilangkan secara total pemborosan biaya (waste) dan memastikan bahwa seluruh biaya memberikan nilai tambah. Belum puas sampai di sini pabrikan Jepang tidak pernah berhenti melakukan rekayasa produksi (production engeneering)
untuk memaksimalkan produktivitas biaya alias untuk memaksimalkan
efisiensi produksi. Persamaan matematis: Production Cost = Value Added Costs + Waste Apa yang harus dilakukan? Memaksimalkan value added costs dan meminimalkan waste, sukur-sukur menghilangkan waste. Maka tepat kata Nabi bahwa pemborosan adalah kawannya setan, dan setan tidak akan pernah bosan membuat manusia menjadi sengsara. Posted, 24 April 2011 |
_________________________________________ Latihan berikut ini dimaksudkan untuk memperdalam pemahaman terhadap materi diskusi pada setiap sesi tatap muka. Semester Genap T.A. 2012/2013 Pengauditan I Grup A-3 Pengauditan II Grup A dan B Materi dalam file-file di bawah ini masih memerlukan banyak revisi, silahkan cek secara rutin untuk mendapatkan edisi revisinya. Pengauditan (I dan II)
SIA STIE - NILAI AKHIR
Latihan Chapter 15 Latihan Chapter 12 - Electronic Commer SystemsLatihan Chapter 11 - ERP Accounting Theory Announcement: Very sorry, tomorrow, Thursday, December 13, 2012 will be no lecture/class, due to my unavoidable duty, sorry for any inconvenience due to this matter. Dear students For the presentation, no need to include the formula model for research purposes. The objective of your presentation is to present or to elaborate the understanding/the substance/the rational of principles, approaches, or methods which are offered by the theory. To broaden your view and understanding regarding the accounting theory, you can read another accounting theory books as a benchmark or that you think they are easier to understand, such as one which is written by Prof. Dr. Suwarjono. Hope you will be able to enjoy the subject matters. Announcement: The Accounting Theory class has ended last week, this week is only for the make up classes or additional classes, and no make up class or additional class for the Accounting Theory (will be no class for Thursday, January 17, 2013). Please see the next announcement for the final exam material as well as the assignment, thank you. FINAL EXAM SOURCES The questions for final exam consists of 8 questions taken from these sources:
Syllabus Presentation Task
Assignment 1 can be submitted next thursday 131212 Assignment 2 Ch 11 The Events and Behavioral Approaches Assignment 3 Ch 12 The Predictive Approach Assignment 4 Ch 13 The Positive Approach Remidial Exam MARK OF MID EXAM Plese be sincronized the chapters stated above with the title of chapters stated in the syllabus. The syllabus was based on the 5th edition, and please follow the syllabus. Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Silabus STIE klik di sini Auditing - IP Syllabus Click Here
Mid Term Exam Start from Here
After Mid Semester - Before Pre- Final Exam 1. Ch. 10 Revenue Cycle click here 2. Ch. 11 Expenditure Cycle click here 3. Ch. 12 Production Cycle click here 4. Ch. 13 Pyroll Cycle click here 5. Ch. 14 Investing and Financing Cycle click here 6. Ch. 15 Investments & Cash click here 7. Ch. 16 Completing the Audit 1 click here 8. Ch. 16 Completing the Audit 2 click here (as alternative) 9. Ch. 16 Completing the Audit 3 click here (as alternative) 10. Ch. 16 Completing the Audit 4 click here (as alternative) 11. Ch. 17 Auditor Report 1 click here 12. Ch. 17 Auditor Report 2 click here (as alternative) Original William C. Boynton (see above on how to print pdf)
Assignments/Cases For Semester I Academic Year 2011/2012
1. Revenue Cycle - available off-line - Peach Blossom 2. Expenditure Cycle - available off-line - Peach Blossom 3. Case of Production Cycle click here Mencintai Bahasa Indonesia
Efektifitas dan Efisiensi Bisnis Jepang rasa-rasanya masih sangat layak sebagai referensi pembelajaran. Mengapa pabrikan di Jepang mampu menunjukkan sukses yang luar biasa? Salah satunya adalah kemampuan Jepang dalam merekayasa proses produksi untuk memaksimalkan efisiensi biaya produksi. Produk yang dihasilkan sangat berkualitas dengan harga jual yang terjangkau. Mengapa harga jual sangat terjangkau dengan tetap dapet untung besar? Tidak lain adalah berkah dari efisiensi. Keberhasilan dalam program efisiensi tidak lepas dari cara pandang Jepang terhadap biaya produksi, yang menurut mereka biaya produksi itu pada dasarnya terdiri dari dua komponen, yaitu: Value Added Costs dan Waste, atau biaya yang memberi nilai tambah (value added costs) dan pemborosan biaya (waste). Yang dilakukan oleh Jepang adalah menghilangkan secara total pemborosan biaya (waste) dan memastikan bahwa seluruh biaya memberikan nilai tambah. Belum puas sampai di sini pabrikan Jepang tidak pernah berhenti melakukan rekayasa produksi (production engeneering)
untuk memaksimalkan produktivitas biaya alias untuk memaksimalkan
efisiensi produksi. Persamaan matematis: Production Cost = Value Added Costs + Waste Apa yang harus dilakukan? Memaksimalkan value added costs dan meminimalkan waste, sukur-sukur menghilangkan waste. Maka tepat kata Nabi bahwa pemborosan adalah kawannya setan, dan setan tidak akan pernah bosan membuat manusia menjadi sengsara. Posted, 24 April 2011
Audit 1
Audit 2
|